Ahad, 31 Oktober 2010

cinta d'seru

Pabila cinta memanggilmu, ikutilah dia Walau jalannya terjal berliku-liku

Dan pabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah

Walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu

Dan jika dia berbicara kepadamu, percayalah

Walau ucapannya membuyarkan mimpimu

Bagai angin utara mengobrak-abrik petamanan

Sebab sebagaimana cinta membahagiakanmu

Demikian pula dia menyengsarakanmu

Demi pertumbuhanmu, begitu pula demi pemangkasanmu

Sebagaimana dia membubung, mengecup puncak-puncak ketinggianmu

Membelai mesra ranting-ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya matahari

Demikian pula dia menghujam ke dasar akarmu

Mengguncang-ngguncangnya dari ikatanmu dengan tanah

Demikian pekerti cinta atas diri manusia

Supaya kau fahami rahsia hati

Dan kesadaran itu menjadikanmu segumpal hati Kehidupan

Namun jika dalam kecemasan, hanya kesenangan cinta yang kau cari

Maka lebih baiklah bagimu menyingkir dari papan penempaan

Memasuki dunia tanpa musim

Dimana kau dapat tertawa, namun tidak sepenuh tawa

Tempat kau pun dapat menangis, namun tidak sehabis air mata

Cinta tak memberikan apa-apa

Kecuali keseluruhan dirinya, utuh-penuh

Pun tidak mengambil apa-apa

Kecuali dari dirinya sendiri

Pun jangan mengira, bahwa kau dapat menentukan arah cinta

Karena cinta, pabila kau telah dipilihnya

Akan menentukan perjalanan hidupmu

Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan maknanya

Namun jika kau mencintai disertai berbagai keinginan

Ujudkanlah dia demikian :

Meluluhkan diri, mengalir bagaikan kali yang menyanyikan lagu persembahan malam

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan

Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan

Istirahat di terik siang merenungkan puncak-puncak getaran cinta

Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada

Terlena dalam doa bagi yang tercinta dalam sanubari

Dan nyanyian puji syukur tersungging di bibir senyum


.............................................................................................................................